Ciri-ciri Mata Minus: Cara Mengatasi Dan Faktor Risiko Yang Menyertainya

Ciri-ciri mata minus biasanya ditandai dengan penglihatan yang buram atau tampak kabur saat melihat objek jarak jauh. Mata minus merupakan gangguan mata yang paling umum terjadi di masyarakat.

Mata minus juga banyak dikenal dengan istilah rabun jauh yang disebabkan oleh bentuk bola mata yang terlalu panjang sehingga membuat cahaya yang masuk ke mata tidak fokus dengan benar.

Pada orang normal, cahaya jatuh tepat pada retina agar mata bisa melihat dengan jelas. Namun, pada mata minus, cahaya jatuh di depan retina  hingga membuat mata menjadi buram saat melihat benda yang jaraknya jauh.

Ciri-ciri mata minus

Ciri-ciri mata minus yang paling umum adalah kesulitan melihat objek dengan jarak hingga beberapa meter jauhnya. Namun selain itu, ada beberapa ciri lain yang bisa kamu ketahui, seperti:

Mata sering lelah

Ciri-ciri mata minus paling awal terjadi biasanya ditandai dengan mata yang lebih sering lelah.

Biasanya kelelahan pada mata terjadi saat melakukan aktivitas seperti membaca buku dengan jarak yang terlalu dekat.

Sering mendekatkan objek yang ingin kamu lihat

Jika kamu sering mendekatkan objek untuk kamu lihat, artinya kamu memiliki satu dari ciri-ciri mata minus.

Sering memicingkan mata

Ciri-ciri mata minus selanjutnya adalah kondisi saat kamu sering memicingkan mata saat melihat objek jauh.

Kondisi ini dilakukan karena kamu ingin membuat pandangan terhadap suatu objek tertentu menjadi lebih jelas.

Sering tidak sadar terhadap benda jauh

Kondisi mata minus juga sering membuat penderitanya seringkali tidak sadar keberadaan objek tertentu yang jaraknya jauh.

Jika kamu memiliki mata minus, kamu baru akan sadar keberadaan objek tersebut saat kamu mendekatkan diri dengan objek tersebut.

Sakit kepala

Jika kamu memiliki mata minus, kamu akan lebih sering mengalami sakit kepala. Khususnya saat kamu melakukan aktivitas yang membuat mata menjadi sering lelah. Seperti membaca, menonton film atau TV, bermain gawai terlalu lama.

Ciri-ciri mata minus pada anak

Mata minus pertama kali sering terdeteksi selama masa kanak-kanak dan biasanya didiagnosis antara tahun-tahun awal sekolah hingga remaja.

Seorang anak dengan mata minus biasanya ditandai dengan beberapa ciri, seperti:

  • Menonton televisi terlalu dekat
  • Sering mengedipkan mata
  • Sering menggosok mata
  • Sering tidak menyadari keberadaan benda yang jauh
  • Selalu menyipitkan mata saat memandang sesuatu.

Mengatasi mata minus

Orang dengan miopia atau mata minus memiliki beberapa solusi untuk bisa melihat obyek jarak jauh dengan jelas. Kamu bisa mengatasi permasalahan mata minus kamu dengan beberapa cara berikut:

Menggunakan kacamata

Kacamata merupakan salah satu cara termudah dan teraman untuk mengatasi mata minus.

Pada kacamata untuk minus yang berat, pandangan di bagian tepi bisa terjadi distorsi penglihatan.

Banyak orang menggunakan kacamata sebagai pilihan utama untuk mengatasi permasalahan mata minusnya.

Menggunakan lensa kontak

Menggunakan lensa kontak menjadi pilihan praktis karena tidak harus melepas-pakai setiap saat seperti menggunakan kacamata.

Pada beberapa orang, menggunakan lensa kontak memberikan penglihatan yang lebih jelas dan bidang pandang yang lebih luas daripada kacamata.

Apabila kamu memilih untuk menggunakan lensa kontak, maka menjaga kebersihan lensa kontak sangat penting. Sebab, lensa kontak dikenakan langsung pada mata.

Orthokeratology (ortho-k)

Orthokeratology (ortho-k) adalah pilihan lain untuk mengobati mata minus. Orthokeratology juga dikenal sebagai terapi bias kornea (CRT).

Dalam prosedurnya, kamu akan mengenakan serangkaian lensa kontak kaku yang dirancang khusus secara bertahap.

Tujuannya untuk membentuk kembali kelengkungan kornea mata.

Prosedur laser

Melakukan prosedur laser seperti lasik (laser in situ keratomileusis) atau PRK (photorefractive keratectomy).

Prosedur ini merupakan opsi perawatan yang mungkin bsia dilakukan untuk mengatasi mata minus pada orang dewasa.

Sinar laser akan membentuk kembali kornea dengan menghilangkan sejumlah kecil jaringan mata.

Faktor risiko

Ada orang-orang yang memiliki faktor risiko lebih tinggi untuk mengalami mata minus. Beberapa faktor tersebut di antaranya seperti:

Faktor genetik

Faktor genetik menjadi faktor risiko yang cukup sering terjadi. Jika salah satu dari orang tua menderita mata minus atau rabun jauh, risiko kamu untuk terkena penyakit ini akan meningkat.

Bahkan risiko bisa meningkat semakin tinggi apabila kedua orang tua memiliki kondisi mata minus.

Faktor lingkungan

Mengutip dari mayoclinic.org, beberapa penelitian mengatakan bahwa kurangnya waktu yang dihabiskan di luar ruangan dapat meningkatkan kemungkinan pengembangan mata minus.

Faktor gaya hidup

Mata minus mampu berkembang dan menjadi semakin parah karena faktor gaya hidup yang dilakukan berulang-ulang tanpa pengobatan, seperti:

  • Menggunakan telepon genggam terlalu dekat dalam waktu lama
  • Menggunakan komputer terlalu lama
  • Membaca dengan jarak terlalu dekat dan waktu terlalu sering