Cara Menghitung Masa Subur Jika Haid Tidak Teratur

Menentukan masa subur (secara medis disebut dengan istilah ovulasi) tidaklah sulit bagi Anda yang memiliki siklus haid teratur. Masa subur umumnya jatuh 14 hari sebelum hari pertama dari siklus haid bulan berikutnya. Namun, kebanyakan wanita merasa kebingungan menentukan masa subur jika siklus haidnya tidak teratur, karena tanggal haid selanjutnya sulit diprediksi.

Meski demikian, memiliki siklus haid yang tidak teratur bukan berarti Anda tak bisa mengetahui masa subur. Berikut di bawah ini adalah beberapa alternatif cara menentukan masa subur bagi Anda yang siklus menstruasinya “berantakan”.

  1. Catat siklus haid Anda selama 6-12 bulan berturut-turut

Jika siklus haid tidak teratur, Anda harus lebih disiplin dalam mencatat siklus tersebut. Anda harus mencatat tanggal dimulai dan tanggal berakhirnya haid, setidaknya selama 6 siklus haid berturut-turut. Dengan melakukan pencatatan ini, Anda dapat menunjukkannya kepada dokter, sehingga nantinya dokter bisa melihat pola haid Anda. Dari sini, dokter bisa membantu Anda memperkirakan kapan masa subur terjadi.

  1. Perhatikan lendir serviks

Setelah haid selesai, tak lama kemudian serviks (mulut rahim) akan mengeluarkan lendir jernih dan tak berbau. Lendir ini sering dikenal dengan keputihan yang normal. Lendir tersebut bisa terlihat kental dan hanya sedikit, tapi bisa pula terlihat agak encer dan berjumlah lebih banyak.

Masa subur ditandai dengan lendir serviks yang agak encer dan konsistensinya mirip dengan putih telur. Lendir serviks yang seperti ini akan mempermudah sperma untuk masuk ke dalam rahim dan membuahi sel telur.

  1. Ukur suhu basal tubuh

Suhu tubuh sepanjang hari bersifat fluktuatif. Suhu basal tubuh merupakan suhu tubuh yang diukur pada pagi hari saat baru bangun tidur. Cara terbaik untuk mengukurnya adalah dengan menggunakan termometer, yang pengukurannya dilakukan di mulut.

Catatlah suhu basal tubuh setiap pagi. Saat ovulasi terjadi, suhu basal tubuh akan meningkat 0,5-1 derajat Celcius dibandingkan dengan suhu basal pada hari-hari sebelumnya. Jika Anda dan pasangan berencana untuk memiliki anak, saat suhu basal tubuh meningkat, sebaiknya lakukan hubungan seksual.

  1. Gunakan alat untuk mendeteksi ovulasi

Cara lain untuk mendeteksi masa subur adalah dengan menggunakan alat untuk mendeteksi ovulasi dengan menggunakan urine. Alat ini sangat mirip bentuknya dengan test pack, demikian pula cara kerjanya. Jika test pack mendeteksi adanya hormon beta human chorionic gonadotrophin (b-HCG) di urine, alat deteksi ovulasi akan mendeteksi adanya luteinizing hormone (LH) dalam kadar yang tinggi di urine.

Hormon LH akan meningkat drastis jumlahnya 24-48 jam menjelang ovulasi. Jadi, saat alat deteksi ovulasi menunjukkan hasil positif, kemungkinan besar dalam 24-48 jam ke depan masa subur terjadi. Alat tes ovulasi ini diketahui cukup akurat dan mudah untuk membantu menentukan usia subur. Namun, dibandingkan dengan metode penentuan masa subur lainnya, Anda harus mengeluarkan biaya untuk membeli strip pemeriksaan jika ingin menggunakan metode ini.

Memang, menentukan masa subur dengan kondisi haid yang tidak teratur membutuhkan usaha lebih dan kedisiplinan dalam melakukan pencatatan dan pengukuran. Namun, sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa akurasi penentuan masa subur pada wanita dengan siklus haid tidak teratur yang mengombinasikan keempat metode di atas, tingkat keberhasilannya mencapai 90 persen, lho!

Ada beberapa metode untuk menentukan masa subur jika siklus haid tidak teratur, apalagi untuk Anda yang sedang merencanakan kehamilan. Kenali masa subur Anda dengan mengombinasikan empat metode yang dijelaskan di atas. Namun, satu hal yang perlu diingat, jika siklus haid tidak teratur terjadi berkepanjangan, sebaiknya jangan menunda untuk mendiskusikan hal ini lebih lanjut dengan dokter kandungan agar diketahui penyebabnya.